Wedding Day

Tips Persiapan Calon Mempelai Sebelum Menikah

Hari pernikahan adalah hari merupakan dimana seseorang akan menempuh hidup baru dengan pasangan hidupnya.

Oleh karena itu ada beberapa persiapan yang harus di lakukan bagi para calon mempelai sebelum melakukan resepsi pernikahan sehingga nantinya di saat menempuh hidup baru sudah siap dengan segala konsekuensinya.

Persiapan tersebut antara lain :

Pertama, Qolbu kita yang harus selalu yakin kepada Allah SWT. karena yang bisa menimbulkan orang stress tidak bisa menerima kenyataan, sekali-kali bukan karena masalahnya, melainkan karena keyakinan dia yang lemah kepada Allah SWT. Kita harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa diri kita ini seutuhnya milik Allah, Calon istri kita milik Allah, yang mengetahui segala perasaan yang ada pada diri kita adalah Allah, yang memerintahkan kita adalah Allah, pernikahan terjadi juga dengan izin Allah, Bahkan kebahagiaan yang kita raih pun adalah karena pertolongan Allah. jadi kuncinya adalah Allah. Kalo kita tidak yakin kepada Allah, kita tidak akan mendapatkan kuncinya. Allah SWT-lah yang menjanjikan kita berpasang-pasangan, Allah-lah yang menyuruh kita menikah, dan menikah itu ibadah, sedang Allah menyuruh kita ibadah, Kita tidak usah ragu-ragu lagi. Maka kembalikan segalanya kepada Allah. Kita tidak boleh su’udzan sedikitpun. Tidak boleh merasa rendah diri karena penampilan kita yang kurang menarik, orang tua miskin, pendidikan rendah, kalau kita merasa demikian berarti kita telah menghina Allah, sebab wajah kita bukan milik kita, semuanya milik Allah SWT.

Kedua, tingkatkan kepribadian kita supaya disukai Allah. Perbaiki apapun yang dapat kita lakukan, akhlak kita, perbuatan kita, tingkah laku kita, jagalah pandangan pergaulan dengan lawan jenis dengan cara yang disukai Allah. Tidak usah sibuk dengan penampilan diri kita yang dibuat-buat seperti, mejeng dan ngeceng, sebab sesungguhnya tidak ada yang luput dari pandangan Allah, apapun yang kita perbuat pastilah disaksikan-Nya. Maka meningkatkan kualitas diri supaya disukai Allah adalah hal paling penting. Kemudian yang tidak kalah pentingnya kita harus latihan meningkatkan kedewasaan, karena untuk membangun rumah tangga tidak cukup hanya dengan kemauan, keinginan, dan uang. Rumah tangga adalah samudera masalah, kadang-kadang kita merasa dialah yang paling cantik di dunia, tapi setelah menikah, tidak jarang orang merasa betapa dunia banyak yang cantik kecuali istrinya. Hal ini harus di kendalikan dengan kedewasaan, jangan sampai kita tergelincir dan jatuh ke jurang kemaksiatan, hanya karena masalah seperti ini. Belum lagi dengan masalah lain yang sangat berpotensi untuk menimbulkan sengketa, Mertua kita, Adik ipar kita, yang tinggal serumah dengan kita, bahkan anak kita sendiri yang masih bayi misalnya, semua bisa berpotensi untuk bermasalah kalau kita tdak dewasa dan arif menghadapinya. Hanya dengan kedewasaan dan kearifanlah semua masalah bisa diselesaikan. Seorang suami yang tidak matang, tidak arif, ia lebih banyak menambah masalah daripada menyelesaikan masalah.

Ketiga, persiapan ilmu, terutama ilmu agama, kita bisa beribadah dan beramal dengan benar. Dan Allah pun siap menolong kita kalau kita beribadah dan beramal dengan benar, ilmu agama penting dikuasai supaya kita tahu standar yang benar. Kita pelajari rumah tangga Rasullullah SAW, karena memang hanya rumah tangga beliaulah yang menjadi acuan yang tepat dalam menegakkan keluarga islami. Kita dapat bercermin dari sejarah rumah tangga beliau. Suatu hari ketika Beliau pulang ke rumah malam hari, lalu ketika pintunya diketuk tidak ada juga yang menyahut karena istrinya tertidur. Rasullullah tidak berani membangunkan, akhirnya ia berbaring di depan pintu. Kita mungkin belum bisa seperti itu, tetapi paling tidak kita memiliki standar yang jelas.

Keempat, belajarlah ilmu umum, seperti ilmu kesehatan, ilmu merawat tubuh, cara memahami wanita (bagi suami), bagaimana menghadapi istri saat menjalani ngidam, saat kehamilan, saat melahirkan dan lain sebagainya. Begitupun seorang istri harus memahami bagaimana perilaku suaminya, bagaimana emosinya, bagaimana karakternya, maka belajar ilmu psikologi yang banyak berkaitan dengan hal-hal seperti ini sangat diperlukan.

Kelima, persiapkan dan tingkatkanlah keterampilan, seperti keterampilan menata rumah, mencari tambahan penghasilan, memasak, keterampilan menekan biaya hidup, dan lain-lain. Hal ini perlu dilakukan baik oleh calon suami maupun oleh calon istri. Sebab setelah menikah bagi keduanya masing-masing berpeluang berpisah. Suami harus berpikir misalnya bahwa ajal siap datang menjemput kapan saja. Maka ketika istrinya meninggal duluan jangan sampai kelabakan karena tidak bisa menggantikan peran istrinya. Begitupun bagi istri, ketika ia harus ditinggal suaminya maka ia harus siap memberi nafkah keluarga dengan meningkatkan keterampilan menambah penghasilan.

Begitulah persiapan-persiapan yang harus di tempuh bagi kaum laki-laki dan perempuan yang sudah berniat berumah tangga. Bagi mereka yang sudah maksimal mempersiapkannya, Insya Allah masalah apapun yang di hadapi tidak akan membuat mereka goyah. Mereka akan tetap tegar dan yakin bahwa Allah SWT yang akan menolongnya. Ingat Firman Allah berikut ini : “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan Karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui”(QS. An-Nur ayat 32). Nah sudah seperti itulah persiapan anda, Wallahua’lam.